PERBEDAAN MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN
Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual. Kita dapat membedakan
antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi
sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan
kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem
tersebut dapat diungkapkan secara singkat sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
Perilaku homogen; Perilaku yang dilandasi oleh konsep
kekeluargaan dan kebersamaan; Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan
status; Isolasi sosial, sehingga static; Kesatuan dan keutuhan kultural;
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral; dan Kolektivisme.
Masyarakat Kota
Perilaku heterogen; Perilaku yang dilandasi oleh
konsep pengandalan diri dan
kelembagaan;
Perilaku
yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi; Mobilitas sosial, sehingga
dinamik; Kebauran dan diversifikasi kultural; Birokrasi fungsional dan
nilai-nilai secular; dan Individualisme.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan
yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga
masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih
memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari
pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata,
tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan
saja
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan
sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat
perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan
dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat
pedeasaan atau masyarakat perkotaan.Ciri ciri tersebut antara lain :
1)jumlah dan kepadatan penduduk
2)lingkungan hidup
3)mata pencaharian4)
corak kehidupan social
5)stratifiksi social
6)mobilitas social
7)pola interaksi social
8)solidaritas social
9)kedudukan dalam hierarki sistem administrasi
nasional
Pertentangan Sosial dan Integrasi
Masyarakat
Di
dalam kehidupan bermasyarakat, terkadang pasti ada yang tidak setuju dengan
pendapat dari anggota masyarakat yang lain. Biasanya anggota yang tidak setuju
ini dengan emosional melakukan tindakan yang tidak dipikirkan dengan akal
pikiran, melakukan hal yang bernilai negatif dan terjadilah perpecahan antara
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Itu yang menyebabkan terjadinya
pertentangan sosial.
Pertentangan Sosial
Pertentangan
sosial tersebut seharusnya dilakukan dengan kepala dingin dan bermusyawarah
untuk melakukan perdamaian dengan cara baik - baik agar tidak salah paham dalam
pengendaliannya. Maka, diperlukan pula beberapa orang yang akan membantu untuk
menenangkan suasana agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan oleh
pihak yang bermasalah.
Konflik terjadi dalam
diri sendiri menunjuk kepada pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri
sehingga menjadi konflik
kelompok ditimbulkan dari konflik yang terjadi dari
perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan,
nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota
kelompok, serta minat mereka.
Masyarakat biasanya konflik ini terjadi karena
perbedaan nilai-nilai dan norma-norma suatu kelompok dengan kelompok lain
karena adanya perbedaan pengalaman hidup,sumber sosio-ekonomis didalam suatu
kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan lain.
Integrasi masyarakat
Integrasi berasal dari kata “integration” yang
artinya kesempurnaan atau keseluruhan.
Adalah suatu proses penyelaraasan atau penyesuaian/
disesuaikan antara unsur unsur yang berbeda beda dalam masyarakat baik itu ras,
agama, bahasa, nilai, norma menjadi kesatuan sehingga tercipta kerukunan dan
menciptakan kerjasama asimilasi akomodasi dll dalam masyarakat dan membuat
masyarakat tahan menghadapi tantangan dan tidak pecah.
indonesia adalah negara majemuk, yang suku bangsa
budaya agama bahasa dll disatukan dalam sisitem Negara Indonesia.
Masalah yang masih dihadapi adalah umumny masyarakat
Indonesia sulit menerima sesuatu yang baru terutama yang masih bersifat
tertutup.
Faktor-Faktor Pendorong terjadinya integrasi ada dua
yaitu
Faktor Infernal yang meliputi Kesadaran diri sebagai makhluk
sosial, Tuntutan kebutuhan, Jiwa dan semangat gotong royong
Faktor External yang meliputi Tuntutan
perkembangan zaman, Persamaan kebudayaan, Terbukanya kesempatan berpartisipasi
dalam kehidupan bersama, Persaman visi, misi, dan tujuan, Sikap toleransi,
Adanya kosensus nilai, Adanya tantangan dari luar
integrasi akan terjadi apa bila
Apabila anggota masyarakat dapat mengendalikan
perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
Dapat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan masing masing.
Masyarakat dapat menciptakan kesepakatan bersama tentang norma nilai sosial
yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dan nilai dan norma tersebut berlaku
lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten
Setelah terjadi integrasi maka masyarakat umumnya
akan menjadi dua hal yaitu
·Asimilasi, yaitu pembauran atau pencampuran
Kebudayaan yang mejebabkan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
·Akulturasi, yaitu penerimaan atau pencampuran
kebudayaan baru sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Integrasi masyarakat akan terwujud apabila tiap
anggota mampu atau dapat mengendalikan prasangka yang ada di dalam diri anggota
masyarakat masing masing, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi,
mengdeskriditkan pihak-pihak lainnya dan tidak banyak sistem yang tidak saling
melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.
Contoh pertentangan sosial
Tawuran yang terjadi akibat perbedaan pendapat dalam
suatu kelompok masyarakat, dimana pendapat dari suatu masyrakat berbeda dengan
kelompok masyrakat lainnya, sehingga menjebabkan pertentangan dan pertengkaran.
Sehingga menciptakan tawuran.
Diskriminasi yang terjadi pada sebuah kelompok
masyrakat tertentu, terjadi karena adanya perbedaan ras, agama, suku bangsa
dll, sehingga terjadi pertentangan dan pertegkaran pada akhirnya.
Pertengkaran yang terjadi karena perbedaan atau
karena ada nya ketidak adilan dalam suatu masyarakat sehingga menjebabkan
kericuhan.
Dengan semua hal yang terjadi tersebut, kita harus
mulai dengan diri sendiri untuk menerima. yaitu menunggu sambil berusaha
memahami situasi, setelah kira-kira mampu dan yakin dapat berhasil, baru
melangkah untuk mengatasinya.atau berusaha mengatasi secara tegas dan dengan
cara yang baik, serta berusaha membina hubungan yang baik dengan pihak lain
ditandai dengan adanya kemauan baik untuk saling mengerti dan memahami alasan,
pertimbangan, dan kepentingan pihak lain. Atau berusaha menyesuaikan diri
dengan pihak lain.
Contoh contoh integrasi
Dengan telah menyesuaikan diri antara pribadi dan
kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau konflik maka akan tercipta
Kerjasama yang terjadi antara suatu kelompok
masyrakat yang satu dengan yang lain contohnya gotong royong antar tiap tiap
desa
asimilasi artinya atau bisa juga di anggap pembauran
nilai dan sikap warga masyarakat, jadi masyarakat yang telah membaur ini
dianggap suatu bangsa. Contohnya bangsa Indonesia yang memiliki budaya, agama,
suku, bahasa, bangsa yang berbeda beda ejadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia
dan Negara Indonesia
Negara Indonesia kita juga merupakan contoh
intergrasi yang tercipta dibawah hukum dan UUD, hukum mengikat tiap warga
negaranya untuk bersikap dan bertindak sehingga tidak merusak
kesatuan yang telah tercipta dan terajlin.